KONSERVASI IKAN ARWANA IRIAN
(Scleropages jardinii)
Oleh:
AZWIR SIREGAR
130302020
KONSERVASI
SUMBERDAYA HAYATI PERAIRAN
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “Konservasi Ikan Arwana
Irian (Scleropages jardinii)” ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan.
Pada kesempatanyang baik ini,
izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada
Ibu Dr. Ani Suryanti S.Pi, M.Si Selaku
dosen mata kuliah Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan yang telah memberikan
tugas sehingga menambah ilmu dan wawasan terkhususnya bagi penulis dan semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan
bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan baik bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya, oleh
sebab itu kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak penulis terima
dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga kehadiran makalah ini
memenuhi sasarannya.
Medan, November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ . i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Tujuan.............................................................................................. 1
1.2 Manfaat........................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi
Ikan Arwana .................................................................. 2
2.2 Morfologi
Ikan Arwana
................................................................. 2
2.3 Jenis –
jenis Ikan Arwana............................................................... 3
2.4 Proses
Reproduksi Ikan Arwana.................................................... 6
2.5 Distribusi Ikan Arwana................................................................... 6
2.6 Status Sumberdaya Ikan dan Perikanan Arwana........................... 7
2.7 Upaya Pengelolaan Ikan Arwana................................................... 7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................... 9
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17 500 buah pulau. Menurut data Departemen Kelautan dan
Perikanan luasnya mencapai 7.7 juta km2 terdiri dari daratan
(2.9 juta km2 atau 24.7%) dan perairan laut (5.8 juta km2 atau
75.3%). Wilayah daratan dikelilingi oleh perairan laut dengan garis pantai
sepanjang 81 000 km. Di wilayah
daratan dijumpai ekosistem perairan umum (perairan tawar) berupa sungai, danau,
waduk dan rawa dengan luas mencapai 54 juta ha di seluruh daerah tropika
(Susanto, 2005).
Ikan arwana adalah ikan hias
termahal dan diakui sebagai salah satu ikan hias terindah didunia. Ikan purba
ini dapat mencapai umur antara 30-90 tahun di alam liar.Ikan arwana
dikembangbiakkan di tambak khusus. Ikan arwana membutuhkan sekitar 8 tahun
untuk mencapai warna tubuh yang stabil. Bagi masyarakat Asia, ikan arwana adalah
titisan naga yang melambangkan kemakmuran dan keberuntungan. (Dwi, 2015).
Salah satu kekayaan alam
ayati perikanan asli Indonesia adalah kan arwana. Ikan arwana merupakan kan hias air tawar yang
cukup populer, dan merupakan salah satu ikan kebanggaan Indonesia. Kepopuleran
kan arwana di karenakan bentuk ubuhnya yang indah, gaya renang ang gagah,
anggun, dan warna yang menarik perhatian. Itulah kelebihan ikan arwana dari
ikan hias air tawar jenis lainnya (Yahya dkk., 2013).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui status sumberdaya ikan arwana di Indonesia.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana pengelolaan konservasi ikan arwana
1.3 Manfaat
Adapun manfaaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah
satu media informasi tentang pengelolaan konservasi ikan arwana dan merupakan serta
merupakan penyelesaian tugas mata kuliah Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Ikan Arwana
Menurut Kottelat dkk (1993) adapun klasifikasi ikan Arwana Irian adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Osteoglossiformes
Famili : Osteoglossidae
Genus : Scleropages
Spesies : Scleropages jardinii
2.2 Morfologi Ikan Arwana
Gambar 1. Morfologi ikan Arwana
Ikan arwana memiliki badan yang panjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Memiliki warna berkilau seperti perak, ikan ini disebut juga sebagai "ikan naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi Tionghoa. Untuk harga satuan dari ikan ini yang dewasa telah mencapai jutaan. Umur ikan arwana tergolong panjang, maka banyak orang yang cenderung memelihara ikan ini sebagai ikan hias akuarium.Arwana termasuk ikan yang sulit dikembangbiakan. Namun, dengan didukung ketersediaan lahan, sumber air yang cocok, dan pakan yang tersedia secara kontinu maka arwana dapat ditangkarkan. Dengan tingkat kesulitan tinggi untuk menangkarkan arwana dan termasuk ikan langka yang dilindungi maka harga ikan ini pun mahal.
Bagian badan di tutupi oleh sisik,pada bagian kepala ikan arwana tersebut terdapat peraba makanan yakni sungut.jenis mulut pada ikan ini ialah mulut yang tidak dapat di sembulkan,sedangkan bentuk tubuh ikan arwana ini yaitu pipih kompresed yaitu pada bagian kepalanya picak dan badannya pipih.Posisi mulut pada ikan arwana berada di atas hidung menghadap ke atas juga ikan ini termasuk ke dalam golongan ikan yang berbentuk tubuh simetris bilateral dan tergolong ke dalam osteichtiyes. Pada bagian badannya terdapat sirip-sirip yang lengkap sperti ikan pada umumnya,hanya saja ikan ini mempunyai kekhususan bentuk seperti yang terdapat pada bagian ekornya yaitu berbentuk belah ketupat,pada sirip punggungnya berada di belakang bagian interior badan yang terpisah dengan ekor.gurat sisi pada ikan arwana berbentuk sempurna melengkung ke bawah sedikit.
2.3 Jenis - Jenis Arwana
Adapun jenis-jenis arwana yang ada di Indonesia menurut Dwi (2015) antara
lain sebagai berikut:
a. Arwana Super Red
Gambar 1 : Ikan Super Red Arwana
Sumber : http://hobbysatwa.blogspot.com (6 November 2016)
Arwana super red ini
asli dari Indonesia. Di habitat aslinya banyak ditemui di sungai-sungai
Kalimantan utamanya di Kalimantan bagian barat seperti dari Sungai Kapuas dan
Danau Sentarum yang dikenal sebagai habitat dari Super Red (Chili dan Blood
Red). Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang menciptakan
lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut.
Ikan arwana merah memiliki beberapa varietas diantaranya arwana warna
merah darah (blood red), merah cabe/ cabai (chili red), merah
oranye (orange red) dan purple red. Secara umum ikan Arwana
merah,sejak kecil sudah memiliki warna merah pada sirip, ekor, dayung dan
sungut.Sedangkan warna merah total pada badan akan muncul ketika arwana sudah
berusia 3 – 4 tahun.
b.Golden Red Tail (GRT) Arwana
Gambar
2. Golden Red Tail Arwana
Sumber : http://hobbysatwa.blogspot.com (6 November 2016)
Arwana jenis ini di alam
banyak ditemui di habitat air tawar daerah Pekan Baru, Riau, Sumatera. Di pasar
internasional Sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia (Indonesian
Golden Arwana). Varietas arwana
jenis ini berdasarkan warna dasarnya terdiri dari blue base, green base
dan gold base. Kekurangan dari arwana ini adalah warna sisik pada umumnya
tidak bisa sampai melewati punggung dan hanya sampai pada level sisik ke 4
(dihitung dari bawah badan ke atas). Warna dasar sisikGRT bisa biru, hijau,
atau emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor, dan sirip, kedua varietas ini
memiliki bentuk yang sangat mirip. GRT muda memiliki warna lebih kusam
dibandingkan dengan varietas cross back muda.
c. Jardini
Arwana
Karakteristik arwana jenis
ini memiliki warna dasar hitam kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik kuning ke
emasan pada bagian tengah sisik-sisiknya, bahkan di bagian kepala (pipi) sampai
pada sirip & ekornya pun terdapat bintik-bintik kuning tersebut. Jardini
dapat dijumpai di Pulau Irian karena arwana ini sering pula disebut sebagai
arwana irian. Jardini dibagi 2 jenis, yaitu warna dasar lebih gelap adalah Scleropaqges
jardini dan yang memiliki dasar lebih terang adalah Scleropaqges
leicharti.
Gambar 3. Jardini Arwana
Sumber : http://hobbysatwa.blogspot.com (6 November 2016)
d. Silver Arwana
Mempunyai ukuran maksimal
1,2 meter, berwarna keperakan (silver), dan sirip-siripnya cerah
kemerahan. Distribusi dan habitatnya pada alam terdapat di Sungai Amazone
Amerika Selatan. Hidup di air menggenang, anak-anak sungai. Hidup di permukaan
sungai. Termasuk ikan yang agresif terhadap ikan lain. Ikan Silver Arwan
juga predator yang menyerang ikan, udang, reptil, mamalia air, dan serangga
dengan melompat keluar air. Ikan silver arwana di Indonesia sudah banyak yang
melakukan penangkaran.
Perkembangbiakan ikan silver
arwana dikarenakan harga yang sangat terjangkau bagi masyarakat dan mudah untuk
dipelihara sebagai ikan hias. Bentuk tubuh yang memanjang dan sirip yang
memanjang menjadikan ikan arwana silver berbeda dengan ikan arwana jenis
lainnya.
Gambar 4. Silver Arwana
Sumber : http://hobbysatwa.blogspot.com (6 November 2016)
2.4 Proses Reproduksi
Perkawinan akan terjadi pada waktu musim
hujan. Hujan yang turun membuat air menjadi lebih dingin. Pada hari kedua musim
hujan temperatur air berkisar antara 25-26oC. Saat itulah
induk-induk arwana memijah. Induk jantan akan menggesek-gesekan tubuhnya ke
bagian belakang tubuh betina, lalu keduanya saling berhimpitan. Betina akan
mengeluarkan telurnya dan induk jantan segera mengeluarkan sperma untuk
membuahi telur. Pada saat peristiwa tersebut terjadi, air disekitar tempat
pembuahan kan terlihat berbuih. Itu tandanya sperma jantan sudah keluar. Proses
pembuahan memakan waktu 20-30 menit. Jumlah telur dalam satu kali pemijahan
sekitar 15-25 butir. Ukuran telur rata-rata 1,5-1,8 cm. Selanjutnya satu
persatu telur dipunguti oleh induk jantan dan disimpan didalam mulutnya.
2.5
Distribusi Ikan Arwana
Ikan arwana merupakan ikan
prasejarah yang dewasa ini tergolong sebagai ikan hias termahal di dunia.
Hingga saat ini, ikan arwana dipercaya sebagai ikan hias yang sanggup membawa
hoki atau keberuntungan bagi pemiliknya. Sehingga ikan arwana banyak dicari
oleh masyarakat. Ikan arwana asal Kalimantan Barat, tepatnya sungai Kapuas,
pada hakikatnya merupakan ikan prasejarah yang memiliki warna merah dan kuning
keemasan, yang oleh masyarakat Kalimantan Barat disebut sebagai ikan Siluk atau
Peyang (Dwi, 2015).
Ikan Arwana asal Indonesia,
ditemukan pertama kali oleh Muller dan Schiegel pada tahun 1845 di sungai
Doccen, Kalimantan Barat. Kemudian oleh pakar lain dilaporkan bahwa ikan arwana
juga terdapat di Sumatera, Bangka, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.
Ikan Arwana Asia bertubuh gagah dengan bentuk tubuh memanjang, punggung lurus,
dan datar dari ujung moncong sampai sirip punggung. Di Indonesia ikan arwana
ditemukan di Sumatera, Kalimantan Barat dihulu sungai Kapuas dan Danau
Sentarum, dan Irian (Murtidjo, 2001).
2.6 Status Sumberdaya Ikan dan Perikanan Arwana
Distribusi ikan arwana
terdapat di Papua bagian selatan, Papua Nugini dan Australia. Ikan tersebut
biasa hidup di sungai yang berarus lambat atau di bagian rawa di sekitarnya
yang berair tenang (Setiadi dkk., 2013).
Keberadaan arwana di alam
saat ini sangat sedikit, bahkan terancam punah. Tingginya permintaan dan terbatasnya
produksi budi daya membuat banyak ikan arwana ditangkap dari alam secara
ilegal. Padahal, sejak tahun 1969 Arwana telah tercatat dalam Red Data Book
yang dikeluarkan oleh Organisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dunia
(IUCN) sebagai salah satu fauna langka didunia. Dalam konvensi internasional
yang mengatur tentang perdagangan flora dan fauna langka, CITES (Convention
on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora),
mengategorikan arwana sebagai Apendix I yang berarti langka. Di Indonesia
arwana juga telah dilindungi sejak tahun 1980 berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian No. 716/Kpts/Um/10/1980. Adapun dalam dunia ilmu pengetahuan arwana
dikenal sebagai survival ikan purba (Machmud dan Hartono, 2009).
2.7 Upaya
Pengelolaan Ikan Arwana
Menurut Setiadi dkk (2013) adapun peraturan
perundangan yang terkait dengan pengelolaan perikanan dengan pendekatan
ekosistem, khususnya pengelolaan perikanan arwana adalah sebagai berikut:
1.Ratifikasi Konvensi dan Kesepakatan Internasional,
antara lain Convention on Biological Diversity
2.Code of Conduct for Responsible
Fisheries, khususnya mengenai Fisheries
Management suplement 2 The Ecosystem Approach to Fisheries
3.UUD 1945 pasal 33, yang menyatakan bahwa kekayaan alam
Indonesia digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4.UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan yang telah direvisi
menjadi UU Nomor 45 tahun 2009
5.UU No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang
mengamanatkan bahwa pengelolaan sumberdaya ikan di perairan umum daratan
menjadi wewenang Pemerintah Daerah.
6. UU No. 7 tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam
7. PP Nomor 60 tahun 2007 tentang Konservasi sumberdaya Ikan
8. Sejarah perkembangan peraturan tentang konservasi
sumberdaya ikan arwana Irian, antara lain: Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.12/ Menhut–II/2005 mengenai penetapan ikan arwana irian sebagai satwa buru.
Pengelolaan perikanan
dengan pendekatan ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries)
mengisyaratkan pentingnya upaya integrasi aspek biologi, ekologi, ekonomi dan
sosial dalam memahami, memanfaatkan dan mendaya-gunakan sumberdaya sebagai
suatu sistem alam (ekosistem) yang mampu secara terus-menerus menghasilkan
jasa-jasa ekosistemnya. Di perairan umum daratan, sasaran pengelolaan perikanan
dengan pendekatan ekosistem memerlukan agenda penelitian yang difokuskan pada:
kuantifikasi jasa ekosistem yang disediakan oleh perairan; kuantifikasi
keuntungan ekonomis, sosial dan nutrisi dari perikanan; perbaikan rancangan
kajian untuk mengevaluasi potensi eksploitasi perikanan; dan kajian timbal
balik antara perikanan, produktivitas ekosistem dan keanekaragaman akuatik
(Beard et al., 2011).
Lima langkah utama yang
harus dilakukan dalam penerapan ko-manajemen perikanan meliputi: (1)
identifikasi kawasan pengelolaan perikanan secara partisipatif; (2)
identifikasi masalah dan kondisi yang ada sekarang; (3) identifikasi perubahan
yang diharapkan (perumusan tujuan ko-manajemen perikanan); (4) penetapan cara
untuk mencapai tujuan; dan (5) penetapan cara menilai apakah rencana
komanajemen perikanan mencapai sasaran (Koeshendrajana et al., 2007).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species
of Wild Fauna and Flora), mengategorikan arwana sebagai Apendix I yang
berarti langka. Di Indonesia arwana juga telah dilindungi sejak tahun 1980
berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 716/Kpts/Um/10/1980.
2. Upaya berbagi pengelolaan
keberadaan sumberdaya ikan arwana dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti Pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem (Ecosystem
Approach to Fisheries) dan penerapan ko-manajemen perikanan.
3.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah marilah bersama-sama untuk
meningkatkan rasa peduli dalam melestarikan terhadap keberadaan populasi
sumberdaya khususnya ikan arwana. Serta adanya penegakan hukum dan peraturan
yang tegas serta kesadaran masyarakat dalam menjalankan dan mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Beard, T. D., S. J. Cooke., R.Arlinghaus., P.
B. Mcintyre., S.S. Desilva, D. Bartley and I. G. Cowx. 2011. Ecosystem Approach to Inland Fisheries: Research Needs and
Implementation Strategies. Meeting Report. Inland Usheries Research Needs Biol.
Lett. 3p.
Dwi, B. A. 2015. Ikan Arwana Sebagai Objek
Penciptaan Karya Seni Logam [Skripsi]. Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
Koeshendrajana, S., D. I. Hartoto, Sulastri & S. Larashati.
2007. Model Pengelolaan Bersama (CoManagement) Kawasan Konservasi
Perikanan Perairan Muara. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kottelat, M, Whitten, A.J., Kartikasari S.N. dan Wirjoatmodjo,
S. 1993. Freshwater Fishes Of Western Indonesia and Sulawesi. Priplus Editions
Limited. Jakarta.p 229.
Machmud dan R. Hartono. 2009. Arwana Super Red
dan Golden Red. Jakarta: Penebar Swadaya.
Murtidjo, B. A. 2001. Penangkaran Ikan Arwana. Yogyakarta:
IKAPI.
Setiadi, E. K.,K.Purnomo.,D.W.H. Tjahjo dan S.
Koeshendradjana. 2013. Pendekatan Ekosistem untuk Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Arwana Irian, Scleropages jardinii,
di Sungai Maro, Merauke-Papua. Jurnal kebijakan Perikanan Indonesia Vol.5(2)
Hal: 87-96.
Susanto, I. S. 2005. Spesies Ikan Langkah dan
Terancam Punah Perlu Dilindungi Undang-Undang. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia. Vol.12 (2) Hal: 153-160.
Yahya., U. Bijaksana dan M. Adriani. 2013.
Pemberian Variasi Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Arwana (Scleropages formosus ) di Dalam Wadah
Budidaya. Jurnal Fish Scientiae Vol.4(6) Hal: 145-156.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBaccarat at the Park - FBCasino
BalasHapusThis is a very traditional หารายได้เสริม form of Asian 바카라 Blackjack with 4 players, 1xbet and the game is played by three players. The game has a special dealer, and a small
Borgata Hotel Casino & Spa To Host U.S. Open For
BalasHapusBorgata Hotel Casino 진주 출장안마 & Spa will host U.S. Open 경상북도 출장샵 For 시흥 출장안마 The First Time 거제 출장안마 In 이천 출장마사지 July 2020, the venue will host events for the first time since the